Tujuan kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat dan Toko Tani Indonesia adalah sebagai fasilitasi produsen dengan pengusaha di bidang pengolahan hasil pertanian. Melalui teori Penta Helix diharapkan adanya jalinan kebersamaan antara pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha dan media akan menjaga ketahanan pangan di Kota Malang. Harapan dari kegiatan Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat dan Toko Tani Indonesia adalah terjadi adanya suatu MOU antara pengusaha penerima hasil pertaian dengan produsen.
Dalam sambutannya Walikota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan Pemerintah Kota Malang sangat memberikan apresiasi dan selamat kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang yang telah mengumpulkan bersama beberapa elemen mayarakat untuk menjalin kemitraan memalui FGD. FGD merupakan wujud komunikasi bersama, kolaborasi dalam memecahkan problem yang ada saat ini, untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kota Malang. Kita harus bersyukur karena di Indonesia, khususnya Kota Malang tanaman dapat tumbuh dengan baik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan. Untuk itu perlu teknologi dalam bercocok tanam sehingga memberikan hasil yang optimal. Perlu juga dipikirkan mengenai panen dan pasca panen sehingga dapat meningkatkan nilai tambah. Dalam meningkatkan ketahanan pangan perlu diperhatikan dalam pemanfaatan lahan, ketahanan pangan juga keamanan pangan. Dengan berkumpulnya komunitas akan dipecahkan bersama mengenai pemasaran produk, untuk membangun kedaulatan ekonomi. Sehingga Ketahanan Pangan dan Ekonomi dapat tercapai.
Pelaksanaan Diskusi:
Moderator: Komisi B DPRD Kota Malang,
Narasumber I: Ketua DPRD Kota Malang
Komisi B DPRD Kota Malang telah melakukan hearing terhadap program-program yang disampaikan oleh Dinas Ketahanan Pangan. Diharapkan program-program tersebut bisa sinkron dengan harapan masyarakat. DPRD akan memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut, sehingga diharapkan Dinas Ketahanan bisa berinovasi, lebih produktif dalam melahirkan ide-ide baru sehingga bias diterapkan masyarakat.
Narasumber II: Arie Arifien (Salah Satu Kiat Survive di era Pandemi)
Malang Raya punya semangat untuk menjadi petani yang handal yang berkolaborasi untuk menghasilkan finansial yang kuat. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian telah mempersiapkan kota Malang sebagai kota besar menghasilkan petani perkotaan yang handal dan smart.
Sehingga perlu menciptakan pasar yang bias menjual ke supermarket lokal bahkan ke luar negeri. Kaitannya dengan urban farming, hidroponik meurpakan salah satu bentuk urban farming. Melalui urban farming perlu diketahui bagaimana kita mulai menanam, merawat sampai menjual.
Drperlukan link dalam pasar nasional, manfaatnya:
1. Mengetahui harga pasar terhadap produk-produk yang dibutuhkan masyarakat.
2. Diketahui elemen-elemen yang mendukung pemasaran.
3. Diperlukan deliveri produk.
4. Membentuk interpreneur.
Narasumber III: Prof. Juniardi (FGD Kemitraan)
Produksi harus bisa dijual dan provit. Masyarkat harus melihat peluang di erra pandemi dalam ketahanan pangan nasional. Adanya jalinan pentahelix diperlukan dalam mitra pemasaran. Dalam pemasaran produk diperlukan stabilitas dalam kuantitas, kualitas serta kontinuitas.
Melalui analisis SWOT diketahui bahwa Kota Malang mempunyai potensi petani, peternak dan pembudidaya ikan baikyang terampil maupun tidak terampil. Namun mempunyai keterbatasan lahan, sementara itupeluang pemasaran besar karena penduduk kota Malang banyak. Tantangannya adalah ada produksi tapi tidak bias menjual.
Dalam produksi yang penting ada nilai tambah, adanya jaminan, dekripsi produk, maanfaat, standart, packing, untuk itu perlu sarana informasi dan iklan, system distribusi produk, logistik (Marketing Support).
Melalui teknologi informatika akan diketahui: distribusi produk, memprediksi hasil prduksi dan member informasi kepada masyarakat, sehingga dapat diatur produksi hasil pertanian agar sustainable dalam produksi.
Materi IV: Nurul Istiqomah (BPTP)
BPTP mempunyai dana 9M untuk 9 kabupaten dalam produksi tanaman porang.
Proses terbentuknya P2L dimulai dengan Rumah Pangan Lestari (RPL), selanjutnya berkembang menjadi KRPL Tahun 2013 lahirlah P2L.
Dilakuka pemilihan tanaman-tanaman yag cocok untuk dikembangkan dengan atau tanpa naungan. Sistem hidroponik berkembang menjadi aquaponik. Untuk pembentukan karakter melalui pelatihan pengolahan sampah menjadi MOL. Dilakukan penanaman denan memanfaatkan sisa ruah tangga dan lain-lain. Maanfatnya untuk provit meenguntungkan dari hasil pemanfaatan pekarangan. Dilakukan pula strategi penyediaan benih, melali keun benih induk, juga penyimpanan benih. Di BPTP ada akses informasi dan ada pula akses anggaran untuk masyarakat.
Materi V: Disperindag
Ada permasalahan di pasar, di masa pandemic, dimana karena ada perubahan pola pemasaran di masyarakt menyebabkan tingkat kunjungan ke pasar tradisional mulai sepi. Sehingga peran pasar menjadi turun akibat adanya pandemic. Maka diperlukan revitalisasi pasar melalui system e- market dengan pesanan layan antar dan juga inovasi-inovsi baru megenai system pelayanan di pasar tradisional.